Tak ada kata yang sanggup mengungkapkan makna dari kata yang satu ini yakni ''cinta', Cinta adalah hal yang paling memukau dan menyilaukan mata, dari cinta tumbuhlah kehidupan, dari cintalah terciptalah segala bentuk kedamaian bahkan dari cinta pula derita dan kehancuran tercipta


bagaimana tidak, cintalah yang mengokohkan Taj Mahal di india sana tapi, atas nama cinta pulalah seorang bisa merubah dirinya menjadi buruk, bisa kita lihat bagaimana seorang Adam digambarkan oleh beragam kebudayaan diusir dari surga, melanggar larangan sebab wanita bernama Hawa, yang tiada lain orang yang dia cinta

tapi, cinta memang menunjukkan muka dua, ia tak bisa dilihat sebagai yang utama tapi, bergandengan dengan yang utama, sebagaimana pandangan Plato bahwa cinta itu terbagi dalam klasifikasi Eros, Agape dan Phylos, maka cinta sesungguhnya menjadi sebab dari proses ''menjadinya'' seseorang

seorang anak yang berbakti kepada orang tuanya adalah salah satu ujud cinta, dan karena cinta itu pula sang anak menjadi yang utama dan disisi lain, seorang mencuri uang untuk bisa menikah dengan pujaan hatinya juga menunjukkan bagaimana cinta menjadi sebab sesuatu yang buruk

maka disini manusia menunjukkan peran dirinya terhadap cinta, karena cinta itu utuh, murni dan bersih maka ia semestinya dibangun dan dijaga dengan ketulusan dan kejujuran bukan dengan nafsu.

Cinta yang berdasarkan nafsu bagi Plato disebut eros, dekat dengan erotic dan erosi, ia cinta yang diciptakan oleh mata dan hasrat, dan hasrat bisa berujung pada keinginan melampaui batas.

apabila hasrat yang memainkan peran maka yang terjadi pada ujungnya adalah keburukan, dan cinta menjadi dalih yang akan menutupi hasrat, di mata kita.